-Apakah anak anda tertarik atau mau bermain dengan anak lain.
-Apakah anak anda bisa menunjuk sesuatu benda jika ia tertarik pada benda tersebut?
-Apakah anak anda pernah membawa suatu benda untuk diperlihatkan pada orangtuanya?
-Apakah anak merespon jika namanya dipanggil?
-Jika anda menunjuk mainan yang jaraknya jauh, apakah ia akan menoleh untuk melihatnya?
Bila terdapat jawaban tidak pada lebih dari 2 pertanyaan, maka anda dianjurkan untuk membawa anak anda untuk berkonsultasi pada profesional di bidang autisme seperti dokter maupun psikolog anak.
2. Sebenarnya apa itu Autisme?
-Autis merupakan gejala gangguan perkembangan kompleks dimana gejalanya akan mulai terlihat sebelum usia 3 tahun.
-Autisme akan mempengaruhi interaksi sosial, komunikasi verbal maupun non verbal, serta gangguan perilaku pada anak.
-Anak dengan autisme memiliki masalah dalam mempergunakan bahasa, membentuk hubungan, dan salah menginterpretasikan keadaan lingkungan sekitarnya.
-Menurut American Psychiatric Association, autisme dikenal sebagai Pervasive Development Disorders ( PDD).
3. Apa penyebab dari Autisme?
- Sampai dengan saat ini belum diketahui sebab pasti Autis.
-Berbagai ahli mengemukakan berbagai pendapatnya. Yang terkenal adalah hubungan vakinasi MMR ( Mumps, Measles, Rubella ) dengan autisme. Dikatakan bahwa pengawetnya mengandung merkuri yang menjadi pemicu autisme. Hendaknya orangtua tidak begitu saja melarang anaknya divaksin MMR karena hal tersebut.
-Beberapa ahli juga mengatakan bahwa faktor genetik berperan penting dalam autisme. Bila suatu keluarga memiliki anak autisme, maka kemungkinan memiliki anak dengan autisme lagi sebesar 3%-8%. Sedangkan jika salah satu anak kembar menderita autisme, kemungkinan kembarannya juga menderita autisme adalah 30%.
-Abnormalitas kromosom DNA dan masalah pada susunan syaraf ditemukan pada sebagian besar anak autisme.
- Adanya kaitan antara usia orangtua dengan resiko autisme. Bila salah satu orang tua berusia 35-39 tahun, faktor resiko terjadinya autisme sebesar 27%. Sedangkan bila ibu yang berusia 35-40 tahun, resikonya meningkat 65 % dibandingkan jika ayahnya yang berusia itu yang hanya sebesar 44%.a
No comments:
Post a Comment