Saturday 5 January 2013

Sejarah Singkat Gedung Sate Bandung dan Mengapa Dinamakan Gedung Sate?


Berikut ini merupakan asal usul sejarah singkat Gedung Sate Bandung , dan mengapa dinamakan Gedung Sate?

1. Gedung Sate Bandung  dirancang oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda, Van Limburg Stirum pada tahun 1920, yang direncanakan akan dibangun untuk menggantikan gedung pusat pemerintahan Hindia Belanda yang akan dipindah dari Batavia ke Bandung.

2. Awalnya, Gedung Sate Bandung akan dinamakan Gouvernements Bedrijven. Gedung ini akan disiapkan untuk menampung 20 bangunan pemerintahan. Tapi, pada akhirnya tidak jadi.

3. Mengapa dinamakan penduduk setempat menjadi Gedung Sate?

-Karena Warga Bandung melihat ornamen tusuk sate di bagian atapnya.Padahal, konsep awal perencanaan, gedung tersebut dikenal dengan nama Indo-Eropa, sebab arsitekturnya menggabungkan corak Eropa dengan Indonesia.

4. Pembangunan Gedung Sate tersebut yang awalnya akan dibangun sekaligus menjadi batal sebab adanya krisis ekonomi saat itu. Pemerintah Hindia Belanda pun hanya membangun 2 gedung seluas 10.877.734 meter persegi dari luas lahan 27.990.859 meter persegi.

5. Pembangunan Gedung Sate tersebut, oleh pemerintah Hindia Belanda juga diperuntukkan untuk Departemen Pekerjaan Umum dan Pengairan , juga untuk Kantor Pos, Telegraf,dan Telepon.

6. Berapa lama  pembangunan Gedung Sate Bandung dikerjakan?
-Selama 4 Tahun.

7. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membangun Gedung Sate Bandung?
- Biayanya 6 juta Gulden.

8. Lalu, sebenarnya siapakah arsitek Gedung Sate Bandung ?
-Dalam buku Balai Agung di Kota Bandung, Haryoto Kunto menulis, bahwa J Gerber dari Landsgebouwendienst (Jawatan Gedung-gedung Nusantara), terpilih menjadi Arsitek Gedung Sate Bandung .

-Gerber menawarkan paduan bentuk arsitektur lokal dan barat. Ia dibantu arsitek VL Sloor, De Roo, dan G Hendrick yang berpengalaman membangun gedung lain di Bandung.

9. Berapa jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk membangun Gedung Sate Bandung ?
- Dibutuhkan sekitar 2.000 tukang dari Sekeloa, Coblong, Dago, Gandok, dan Cibarengkok.

10. Hendrik Petrus Berlage, arsitek terkenal dari Belanda, memuji Gedung Sate Bandung  sebagai gedung paling indah di Bandung. Arsiteknya dinilai berhasil memadukan bentuk atap seperti pura di Bali sampai dengan ornamen sisik ikan khas Sunda serta gaya Spanyol dan Italia.
 

No comments:

Post a Comment