Adanya gagasan penyatuan zona waktu di Indonesia, dianggap merupakan ide yang berlebihan dengan tujuan yang tidak masuk akal.
Bapak Jusuf Kalla menilai ide penyatuan zona waktu Indonesia dengan menjadikan waktu Indonesia Tengah menjadi patokannya, tidak akan berdampak menaikkan kinerja pasar modal.
Menurut Jusuf Kalla, lebih dari 200 juta penduduk Indonesia akan disusahkan dengan gagasan penyatuan zona waktu tersebut, daripada mengedepankan kepentingan untuk menaikkan kinerja pasar modal.
Menurut Jusuf Kalla, pasar modal akan menjadi maju tidak ditentukan dengan cara mengubah zona waktu, melainkan karena meningkatnya produktivitas dan efisiensi perusahaan serta munculnya kepercayaan dari pihak luar.
Jusuf Kalla mengatakan bahwa dengan menyatukan zona waktu Indonesia menjadi berpatokan kepada waktu Indonesia Tengah akan mengakibatkan pukul 06:00 di zona Indonesia bagian barat berubah menjadi pukul 05.00.
Bayangkan, kebiasaan anak yang umumnya berangkat sekolah saat mentari terbit , yaitu pukul 06.00 pagi, akan harus berangkat ke sekolah menjadi pukul 05.00 subuh, sedangkan pukul 5.00 subuh masih gelap dan cenderung masih tidak aman untuk keluar rumah untuk anak sekolah.
Bapak Jusuf kalla mengatakan bahwa penduduk yang tinggal di zona Indonesia bagian barat berjumlah 193 juta jiwa atau 81 persen , sehingga 193 juta jiwa ini akan terpaksa mengubah ritme kehidupan apabila penyatuan zona waktu Indonesia jadi dilaksanakan.
No comments:
Post a Comment