Jusuf Kalla, mantan Wapres RI mengatakan bahwa adanya rencana pemerintah untuk menggabungkan zona waktu Indonesia dapat berakibat boroskan energi.Mengapa demikian?
Karena sebagian besar penduduk di negara Indonesia sebelah Barat akan melakukan kegiatan menjadi lebih dini pada keadaan hari masih gelap sehingga membutuhkan penerangan, minimal berupa lampu. ( Selasa, 29 Mei 2012 ).
Menurut Jusuf Kalla, Anak yang masih bersekolah mesti bangun pagi lebih awal yaitu jam 04.30 WIB untuk pergi ke sekolah jam 05.30 WIB. keadaan subuh yang masih gelap, mesti membutuhkan penerangan lampu, sementara pada saat ini , ketika anak bangun tidur, hari sudah terang.
Menurut Jusuf Kalla lagi, rencana penyatuan zona waktu Indonesia menjadi WITA akan menimbulkan masalah sosial di 18 provinsi di pulau Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah serta Sumatera di 193.000.000 penduduk.( 81 % dari total jumlah penduduk negara Indonesia ).
Jusuf Kalla mengkritik rencana penyatuan zona waktu Indonesia karena alasan kepentingan pasar modal adalah merupakan hal yang aneh sebab kehidupan serta kepentingan sebagian besar warga Indonesia akan ditentukan oleh pasar modal yang dikuasai 70% pihak asing.
Jusuf Kalla mencontohkan negara adidaya Amerika Seikat yang tetap dapat maju walaupun memiliki 5 zona waktu. Bahkan, negara tetangga dekat kita yaitu Australia juga masih bisa memiliki ekonomi yang sangat baik walaupun memiliki 3 zona waktu.
Jusuf Kalla mengusulkan solusi yang bisa dijalankan adalah pasar modal di Indonesia bagian Barat buka lebih awal dimana hanya akan mempengaruhi irama kerja hanya sekitar 2 ribu orang yang bekerja di pasar modal tersebut, tanpa mengorbankan ritme kehidupan hampir 193 juta warga Indonesia bagian Barat.
No comments:
Post a Comment