Pemegang saham Indonesia Air Asia yaitu Air Asia Bhd serta PT Fersindo Nusaperkasa, akhirnya berhasil mengakuisisi saham maskapai penerbangan lokal Indonesia, Batavia Air pada Bulan Juli 2012.
Diperkirakan dua maskapai penerbangan tersebut akan menguasai 20 % pangsa pasar di Indonesia dengan strategi memperkuat pentrasi di rute penerbangan dalam negeri.
Akuisisi ini, menurut Tony Fernandes, Chief Executive Officer Grup Air Asia, adalah bertujuan untuk saling menutupi kelemahan masing-masing maskapai, misalnya Air Asia hanya mempunyai simulator sedangkan Batavia Air memiliki hanggar serta sekolah pilot.
Saat ini Batavia Air memiliki armada 34 buah pesawat terbang sedangkan Air Asia sampai dengan akhir tahun 2012, akan menerbangkan 21 unit pesawat terbang.
Saat ini Air Asia lebih menguasai rute penerbangan pasar internasional dengan penguasaan sebanyak 41 persen, sementara Batavia Air akan melayani rute penerbangan ke Sorong, Manokwari serta Waingapu, Dili, Guangzhou serta Jeddah dengan menggunakan A330.
Air Asia akan menargetkan mampu menerbangkan sebanyak 6 juta penumpang di tahun 2012 dan Batavia Air sebanyak 8 juta penumpang.
Pola bisnis Batavia Air, menurut pemiliknya , Bapak Yudiawan Tansari, akan menyesuaikan pola Air Asia dengan konsep maskapai berbiaya rendah, namun masih terlalu awal untuk menetapkan apakah akan tetap menggunakan merk Batavia Air atau malah melebur ke dalam nama Indonesia Air Asia.
Sampai dengan tanggal 27 juli 2012, masih belum ada permintaan dari Batavia Air untuk memindahkan operasional mereka dari terminal 1 ke terminal 3 bandara Soekarno Hatta.
No comments:
Post a Comment