Sunday 27 October 2013

Apa Arti Makna dan Sejarah Tradisi Membakar Uang Kertas dalam Budaya Tionghua?


Dalam budaya Tionghua, ada ritual tradisi membakar uang kertas. Apa makna membakar uang kertas? Bagaimana sejarah nya sehingga muncul ritual membakar uang kertas tersebut?

1. Dalam kepercayaan tradisional orang Tionghoa, dipercaya ada 2 alam di semesta ini, yaitu:

-Alam Langit, diyakini sebagai tempat para dewa dewi disembah manusia.
-Alam Manusia,
- Alam baka ( muncul sebagai akibat masuknya agama Budha )

2.  Alam baka, dipercaya menjadi tempat manusia setelah meninggal dunia. Namun, dipercaya , ada pengecualian terhadap beberapa manusia yang di masa hidupnya, mempunyai jasa yang banyak serta berkontribusi, akan berada di alam langit .

3. Alam baka dan alam langit dipercaya mempunyai pemerintahan dan ada interaksi seperti di alam manusia. Atas kepercayaan itulah, maka uang emas dan uang perak dibuat.

4. Uang emas ( kim cua ), dipersembahkan untuk dewa dan dewi di alam langit.

5. Uang perak ( gin cua ), digunakan untuk roh manusia di alam baka. Uang perak juga dipergunakan untuk roh manusia yang masih berkeliaran di alam manusia ( hantu ).

6. Mengapa kemudian uang emas dan uang perak itu dibakar?
-Orang Tionghua meyakuni adanya Dewa Api yang berfungsi sebagai penghubung ke-3 alam tersebut.

7. Sejarah mencatat bahwa aktivitas membakar uang kertas pertama kali dilakukan di Dinasti Jin ( 265 - 420 ). Lantas, aktivitas membakar kertas terus berlanjut pada zaman Dinasti Tang dan Dinasti Song.

8.  Lalu, apa makna membakar uang kertas tersebut?

- Menjadi semacam simbolisasi penghormatan kepada para leluhur dan dewa dewi, yang diyakini mempunyai kehidupan seperti di alam manusia.

- Tradisi membakar uang kertas dimaksudkan sebagai bentuk dari keikhlasan untuk menghormati para leluhur, dengan memberi maaf atas segala kesalahan yang pernah dibuat pada masa hidupnya.

- Uang yang dibakar menjadi perwakilan dalam membersihkan segala sesuatu yang bersifat duniawi.

9. Dewasa ini, tradisi membakar uang kertas masih dilakukan oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia. Tapi, sekarang terjadi pergeseran nilai seiiring dengan perkembangan zaman.

10. Di beberapa negara seperti Taiwan, Hongkong serta Singapura, dibuat kebijakan untuk mengurangi jumlah pembakaran kertas dengan hanya memusatkan pembakaran uang kertas tersebut di kelenteng - kelenteng.

No comments:

Post a Comment