Sunday 6 October 2013

Berapa Tarif Naik Perahu Di Pantai Lovina, Bali Untuk Melihat Lumba-Lumba ?



Bila anda hendak ke Pantai Lovina, Bali , maka anda harus tahu dulu berapa tarif naik perahu di Lovina untuk melihat lumba - lumba di lepas pantai Lovina, Bali

1. Tarif  naik perahu di pantai Lovina , Bali untuk menyaksikan lumba-lumba di lepas pantai adalah Rp.60.000,- tiap wisatawan, atau Rp. 240.000,- per perahu yang disewa oleh wisatawan.

2. Adapun waktu yang paling tepat untuk menyaksikan aksi lumba-lumba di lepas pantai Lovina, Bali adalah sekitar jam 04.30 WITA subuh.

Berikut ini sekelumit sejarah pantai Lovina , Bali, yang mungkin perlu anda ketahui, yaitu:

1. Lovina lahir dari mimpi seorang pujangga di tahun 1950-an, yang bernama Agung Pandji Tisna, dimana impian itu muncul ketika Agung menjalani serangkaian perjalanan ke beberapa negara di Eropa dan Asia.

2. Kala itu pujangga Agung mampir ke Mumbai , India, dimana Agung menyaksikan sebuah lokasi wisata di tepi pantai yang dirawat dengan indah untuk para wisatawan bersantai sejenak. Lokasi ini mempunyai kemiripan dengan lokasi pantai di daerah Bali Utara, yaitu di Kabupaten Buleleng.

3. Pada tahun 1953, Agung yang telah pulang dari perjalanan tersebut, lalu membuat sebuah pondok di tepi pantai yang lalu diberi nama Lovina.

4. Kata " Lovina" berasal dari 2 kata yang digabung menjadi satu yaitu kata " Love" dan "Ina". Kata ina merupakan kependekan dari kata "Indonesia".

5. Lovina lalu dikembangkan sebagai tempat penginapan bagi wisatawan yang mau menikmati keindahan di pantai yang masih belum terjamah manusia kala itu, bahkan lumba -lumba pun betah tinggal di lepas pantai Lovina karena tempatnya belum pernah terjamah manusia kala itu.

6. Pantai Lovina kemudian mengalami goncangan sepi wisatawan, diakibatkan beberapa faktor, yaitu:

-Adanya anggapan Lovina tempat yang tidak menarik untuk dikunjungi, karena lokasinya yang terpencil, terlalu jauh dari kawasan Denpasar yang telah menjadi pusat wisatawan mancanegara.

- Pantai Lovina dinilai biasa saja, dengan pasir nya yang hitam , beda dengan pasir pantai Kuta yang berwarna putih.

- Pada tahun 1960-an, ibukota pemerintahan dipindahkan dari Singaraja ke Denpasar, sehingga para pejabat dan pebisnis yang dulunya sering menginap di Lovina, jadi tidak datng menginap lagi ke Lovina.

-Gubernur Bali, Ida Bagus Mantera di tahun 1980 melarang pemakaian kata " Lovina", dengan alasan nama itu bukan kosakata asli kata Bali.

- Tahukah anda, gara-gara kebijakan Gubernur Bali saat itu, kata " Lovina" kala itu diganti nama dengan nama " Kawasan Wisata Kalibukbuk".

7. Kawasan Lovina, kembali eksis setelah wisatawan asing berbondong-bondong datang menginap setelah adanya pembangunan Bandara Internasional Ngurah Rai di Kuta, mempermudah akses turis dalam menjangkau Lovina.

No comments:

Post a Comment