Wednesday, 8 August 2012

Kisah Menghasilkan Kopi Luwak Dengan Cara Beternak dan Memelihara Luwak



Kelompok Tani Sri Rejeki yang berasal dari Kabupaten Kepahiang, Bengkulu , sukses memelihara musang Luwak sehingga menghasilkan kopi Luwak yang berkualitas tinggi. 

Awalnya, untuk bisa memproduksi kopi Luwak, para petani kopi Kepahiang tersebut berinisiatif memelihara Luwak, dengan cara membeli Luwak Rp.400.000 per ekor. 

Awalnya di tahun 2009, Kelompok Tani Sri Rejeki hanya mampu membeli 10 ekor Luwak, lalu meningkat sebanyak 30 ekor yang merupakan hasil pemberian pemkab Kepahiang. 

Kopi yang dimakan oleh Luwak ialah jenis arabika yang mempunyai cita rasa yang lebih , bila dibandingkan robusta. Tiap kali makan, seekor Luwak dapat menghabiskan sampai dengan 3 kilogram kopi sehari. 
Namun, kopi Luwak yang dihasilkan hanya sekitar 1 - 1,5 ons, yang masih berupa kotoran Luwak. 

Kini, 20 ekor Luwak milik Kelompok Tani Sri Rejeki dapat menghasilkan 2 - 2,5 kg kopi per hari. Setelah dibersihkan serta dijemur, maka biji kopi Luwak kemudian disangrai serta ditumbuk menjadi bubuk kopi.

Harga kopi Robusta dalam bentuk beras ( biji kopi kering yang telah terkelupas dari daging buah dan kulit ) sekitar Rp.14.000 per kilogram. Harga kopi beras Arabika bisa mencapai Rp.40.000 per kilogram. Harga kopi Luwak dalam bentuk berasan bisa mencapai Rp.250.000 per kilogram. 

Setelah digiling menjadi bubuk, harga kopi Luwaj dapat mencapai Rp.800.000 per kilogram. Kadang ada juga yang membeli biji kering kopi Luwak Rp. 200.000 per kilogram.

Menurut Sujono, anggota Kelompok Tani Sri Rejeki, sejak ia menjual kopi Luwak, penghasilannya meningkat. Selain dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, ayah dua anak tersebut dapat menabung menjadi lebih banyak sehingga ia bisa mampu memperluas kebunnya, dari 1,5 Hektar menjadi 2 Hektar.

No comments:

Post a Comment