Wednesday 5 September 2012

Resensi Sinopsis Film Rumah Di Seribu Ombak



Film Rumah Di Seribu Ombak dibintangi oleh banyak pemeran pendatang baru seperti Risjad Aden, Dedey Rusma, Bianca Oleen. 

Hanya aktor Lukman Sardi yang merupakan aktor senior yang bisa dikenal langsung dari namanya, bahkan disini, Lukman Sardi menunjukkan totalitasnya dalam berakting, dengan mencukuri kepalanya sampai botak, berperan sebagai ayahnya Samihi.

Film Rumah Di Seribu Ombak menceritakan tentang persahabatan antara Wayan Manik atau Yanik, seorang anak pantai Singaraja, Bali, dengan Samihi yang berasal dari keluarga beragama Islam.

Disini, Yanik digambarkan sebagai anak dari keluarga beragama Hindu, namun putus sekolah, bekerja di laut, serta bersahabat dengan lumba-lumba. 

Sedangkan Samihi digambarkan sebagai anak yang sangat tekun dalam mengaji, namun sangat takut terhadapa air.

Perbedaan latar belakang kedua sahabat tersebut ternyata bukanlah menjadi penghalang, namun malah justru bisa menjadi pelekat untuk saling mengasihi. 

Dikisahkan saat Samihi hendak disunat, sahabatnya Yanik sangat setia menemani Samihi melewatkan rasa sakit akibat luka sunat tersebut. 

Digambarkan juga, dimana Yanik yang tidak menyukai suara sahabatnya, Samihi, yang terdengar sangat kaku sekali saat mengaji, malahan mendorong Samihi untuk belajar latihan vokal pada guru mekidung atau gaguritan Bali, sehingga hasilnya, Samihi bisa mengaji dengan suara yang indah, bahkan berhasil menjadi juara mengaji.

Film Rumah Di Seribu Ombak , juga menceritakan alasan mengapa Samihi takut kepada laut, dan juga rasa gigihnya Yanik dalam mengajari sahabatnya Samihi untuk bisa menghilangkan rasa takutnya terhadap laut.

Kata -kata di Film Rumah Di Seribu Ombak cukup puitis, dimana Yanik pernah berujar, "Ombak memang tak bisa disimpan. Ombak selalu bebas.........."

Atau kalimat Yanik lainnya yang berujar, "Wahai samudera, aku tidak bisa menyimpan ombakmu, kata tepian pada laut......."

No comments:

Post a Comment