Wednesday 5 September 2012

Kisah Asal Usul Sejarah Kain Bordir Tasikmalaya, Omset Perajin Bordir Tasikmalaya Bisa Mencapai Miliaran Rupiah dan Bisa Bikin Naik Haji Para Pengusahanya




Asal usul sejarah kain bordir di Tasikmalaya, yaitu:

1. Pada awal tahun 1920, mesin jahit mulai masuk ke Indonesia. Pada masa itu, hanya pejabat Belanda yang dapat mendatangkan mesin jahit serta membuat usaha jahit dengan tenaga kerja dari Indonesia.

2. Mesin jahit kala itu dikenal dengan sebutan "juki" dan merek mesin jahit yang paling terkenal saat itu bermerk Singer.

3. Seiring dengan perkembangan zaman, melalui kreativitas yang ada, mulailah dihasilkannya bordir. Adapun yang menguasai teknik bordir kala itu adalah orang Tionghua, hal ini bisa dibuktikan dari motif bunga serta tanaman khas nagara Cina pada bordiran.

4.Pada tahun 1925, seorang tenaga kerja perusahaan Singer bernama Umayah, mulai muncul keinginan untuk mandiri dengan memilih pulang ke kampung halamannya di Tasikmalaya, dengan membawa mesin juki.

5. Umayah pun mulai mengajari warga daerah Kawalu, Tasikmalaya, cara membuat bordir.

6. Secara pasti, ribuan penduduk Tasikmalaya mulai bergantung melalui usaha bordiran ini. Sampai dengan tahun 2011, usaha bordir tercatat menyerap 12.000 tenaga kerja di 1.229 unit usaha. 
Nilai investasi mencapai Rp.98 miliar dengan nilai produksi mencapai Rp.586 Miliar.

7. Pesanan dari mancanegara terhadap bordir Tasikmalaya pun berdatangan dari negara Malaysia, Brunei, Singapura serta Thailand.

8. Setelah 87 tahun dari usaha perintisan yang dilakukan Umayah, usaha bordir tetap bisa memakmurkan penduduk Tasikmalaya.

 Tercatat, Haji Umar ( 54 ) yang berasal dari daerah Kelurahan Gunung Gede, Kecamatan Kawalu, Tasikmalaya, mengatakan bahwa awal mulanya ia hanyalah seorang Tukang Kredit di Jakarta, namun karena krisis ekonomi di tahun 1997, ia banting setir menjadi perajin bordir dengan membuat mukena bordir. 

Ia bisa berhasil dengan dapat naik haji, bisa mempunyai tanah yang lebar serta mempunyai rumah besar. Di tahun 2012, omsetnya tercatat kira-kira mencapai Rp. 100 juta  untuk 40 kodi per bulan.
 Bahkan menjelang lebaran, permintaan bisa mencapai 100 kodi mukena per bulannya.

9. Haji Yayat Ruhiyat ( 55 ) menceritakan hal serupa. Melalui usaha bordir, ia bisa mempunyai karyawan 100 orang, bisa mempunyai omset Rp.100 juta - 150 juta perbulan, bisa menyekolahkan anaknya 5 orang sampai dengan perguruan tinggi.

Fakta unik dari usaha pengrajin bordir Tasikmalaya, yaitu:

1. Krisis ekonomi di tahun 1998 sampai dengan awal tahun 2000, dimana tingginya nilai tukar Dollar AS terhadap Rupiah saat itu, ternyata membawa berkah bagi para pengrajin usaha Bordir Tasikmalaya. 

Para pembeli dari negara Malaysia dan Singapura, bisa membeli 3-4 mukena bordir hanya dengan 10 dollar AS, sehingga pembelian dari konsumen luar negeri meningkat. Hal ini membuat para perajin bordir menjadi semangat dalam berusaha bordir Tasikmalaya.

2. Dulu, bordir dibawa dengan menggunakan kendaraan umum ataupun kendaraan sewa, untuk diangkut ke Jakarta.

 Omsetnya kala itu hanya mencapai Rp. 1 juta per bulan dengan lapak sekadarnya, misal di  pinggir Kali Waduk Melati, Jakarta Selatan. Hari pasar saat itu umumnya 2 kali seminggu yaitu tiap Senin dan Kamis.

3. Melalui ketekunan mereka dalam berusaha, di tahun 2002, para perajin bordir Tasikmalaya bisa mempunyai kios di Lantai 5 A Blok F Pasar Tanah Abang.

 Justru dengan kehadiran kios pengusaha bordir Tasikmalaya, pengelola pasar tersebut untung, sebab tingginya minat konsumen terhadap bordir Tasikmalaya tersebut.

4. Hebatnya, tiap 2 minggu sekali, 50-100 mobil angkut dari Tasikmalaya dengan 1 mobil berkapasitas 20-40 kodi, berangkat dari Tasikmalaya ke Jakarta. Bila di Rupiah kan, bisa mencapai Rp.2-3 miliar Rupiah. Omset bisa meningkat bila menjelang hari Lebarn Idul Fitri serta hari raya umat Islam lainnya.

5. Uniknya, sekarang ini malahan para pedagang bordir Tasikmalaya diberikan lapak cuma-cuma di beberapa tempat Mall di Jakarta dan Serpong, Tangerang, misal di Agung Podomoro, Season City, Serpong Plaza, Atrium serta Pondok Indah. 

Para pengelola mall tersebut mengatakan bahwa kehadiran lapak penjual bordiran Tasikmalaya, dapat meningkatkan jumlah pengunjung ke Mall mereka, hebat bukan??

No comments:

Post a Comment